Sabtu, 11 April 2015

Yang Menghalangimu Menikah

Gambar ini diambil dari: pernikahanislami99.blogspot.com


"Bukankah kami telah lapangkan untukmu dadamu?, dan Kami telah menghilangkan daripadamu, yang memberatkan punggungmu?"
 (Q.S. Al - Inshiroh: 1-3)

Percayakah engkau bahwa Allah SWT itu Maha Penolong? Percayakah engkau bahwa Dia adalah satu - satunya Dzat yang tiada ingkar? Bahkan Dia tidak akan pernah menyesatkan hamba-Nya walaupun Dia tahu hamba-Nya telah ingkar kepada-Nya. Lantas mengapa masih tersimpan sejuta keraguan dalam benakmu? Menikah, iya menikah. Apa yang menghalangimu menikah? Bukankah menikah merupakan sunnah Rasulullah SAW yang didalamnya terdapat berjuta berkah dan janji Allah SWT yang tentunya baik? Yuk simak tulisan saya berikut ini.

Allah SWT pasti melapangkan segala urusan hamba-Nya apabila itu baik dan halal. Mengingat bahwa Dia adalah Maha Penolong, bahkan dalam surah diatas telah jelas dijelaskan bahwa Allah pasti meringankan beban berat pada hamba-Nya. Salah satunya yaitu menikah, Allah telah menjanjikan pertolongan kepada hamba-Nya yang menikah. Allah Maha Kaya lagi Maha Luas, apapun mampu Allah berikan termasuk rezeki yang berlimpah. Jika dikatakan bahwa rezeki hanyalah materi semata maka hal itu sangat disayangkan, karena Allah menyediakan begitu banyak rezeki udara untuk bernafas misal. Jadi ketahuilah sahabat, Allah sesungguhnya selalu beserta hamba-Nya namun tergantung padamu apakah mau mendekat dengan-Nya atau tidak?

Nah, apa yang menghalangimu menikah?
Pikirkanlah kembali sahabatku, jika niatmu itu baik, tulus, dan yang terpenting untuk menolong agama Allah maka yakinlah Dia ada untukmu bahkan tanpa kau minta. Apa yang menghilangimu menikah? aku sih yakin, pasti sahabat dan sahabati sekalian sudah siap, buktinya kita pacaran kesana kemari. Entah berapa mantan pacar yang ditinggalkan, entah berapa manusia yang kita sakiti hatinya, entah berapa manusia yang kita kecewakan karena pacaran, entah berapa pula jalinan ukhuwah menjadi renggang bahkan terputus karena ikatan yang tiada jelas ujungnya itu. Entahlah sahabatku, banyak -banyak istigfar saja. 

"Aku pacaran tapi belum siap nikah, masih mau menikmati masa muda, aku belum bisa membalas jasa orang tuaku, dan yang pasti aku belum siap!"

Sahabat, kenapa pacaran kalau belum niat menikah. Bukan maksud saya menggurui dan mengklaim bahwa saya orang baik. Sama sekali bukan untuk itu saya menulis artikel ini, saya hanya ingin mengatakan apa yang selama ini menjadi cambuk bagi diri saya sendiri, barangkali kita memiliki masalah yang sama. 
Sahabatku, coba dipikirkan kembali, bagaimana bisa kita menikmatimasa muda dengan jalan berpacaran? dengan cara "mengikatkan" diri kita pada hubungan yang masih "awang - awang"? Bukan apa - apa, hanya saja saya merasa sedih. Jika memang sahabatku mau menikmati masa muda, cobalah keluar dari ikatan itu. Jadi aktivis di kegiatan sosial, jadi seseorang yang berguna bagi masyarakat. Awalnya memang sulit bagi sebagian orang, mungkin ada yang depresi, sakit hati, bahkan dendam, Astagfirullah. Mungkin itu beberapa dari sekian banyak alasan mengapa Allah melarang kita pacaran. Namun,bagi sebagian orang yang mengerti maka keluar dari ikatan itu akan mudah. Seperti saya, beberapa waktu lalu saya sempat "diselamatkan" Allah dari ikatan itu, iya dalam arti lain "putus hubungan". Putus hubungan bukan bencana, justru disitulah keselamatan kita ditunjukkan kembali oleh Allah. Saya paham betul bagaimana tujuan seseorang itu, yakni untuk menyelamatkan diri kita dari perbuatan munkar. Ya, munkar apa enggaknya tergantung kamu dong, kalau kamu pacarannya pakai nafsu yah jelas lah itu salah!. Sahabatku, pacaran itu sudah pasti mengandung nafsu disadari ataupun tidak. 

Aku belum membalas jasa orang tuaku?
Sahabat yakin bicara seperti itu? Jika seluruh kekayaan di bumi ini kita persembahkan kepada kedua orang tua kita, percayalah itu belum cukup membalas jasa mereka. Tapi setidaknya aku ingin membahagiakan mereka dahulu! Membahagiakan apa sahabatku? Apakah selama ini kamu tidak mampu membahagiakan mereka? Kemana saja kita selama ini? Ataukah yang sahabat fikirkan membalas itu dari finansial? Orangtua kita tak butuh uang sahabat, mereka butuh anak - anak yang baik disisinya dan NYA. mengerti kan? Apakah dengan menikah itu berarti kebahagiaan mereka atasmu berkurang? sama sekali tidak. Jika memang sahabatku ingin membahagiakan kedua bidadari itu maka lakukan sekarang, tak perlu menunggu nanti, kapan? ketika sudah lulus kuliah? atau ketika kekayaan yang kalian berikan dirasa cukup untuk membalas jasa keduanya? Astagfirullah. Perbanyaklah istigfar sahabat.

Aku belum siap, aku masih muda!
Belum siap kok pacaran. Itu apa yang ada dalam hatiku.Sempat bahkan beberapa hari lalu aku memposting nasihat ustadz Felix Siauw tentang meninggalkan pacaran dan otomatis semua orang berkomentar "emangnya kamu gak pacaran? kok munafik sih? pacar kamu gak kamu anggap?" dan banyak lagi komentar sinis terlontar pada saya. Dan disitulah saya benar - benar tercambuk, bukan tersinggung tetapi merasa sedih. 

Jika dikatakan apakah saya tidak pacaran? maka saya jawab pernah. Lantas apa lagi yang menghalangimu menikah? bukankah menikah itu dibanggakan Rasulullah SAW? ataukah sahabat menunggu "musibah" baru menikah? Astagfirullah. Jika kemapanan finansial yang dicari maka ayah saya selalu berkata "Kapanpun kamu mau nikah, maka ayah siap. Urusan uang tak usah kau fikirkan nak, kamu tahu hukum Agama lebish banyak dari ayah. jika kamu menikah Allah SWT pasti menolong, jika kamu kekurangan kelak katakan pada ayah. maka semampu ayah, pasti ayah bantu. Jangan pernah memikirkan takut kehabisan uang, jika kamu berusaha Allah SWT pasti menolong" kata itu yang membuat saya tergetir. Serasa ditusuk bilah, betapa suci cinta kedua orang tuaku terhadapku. :) Dan jika orang tua yang melarang atau memintamu menunda niatmu, maka lobby mereka dengan baik dan santun, jangan membuat keduanya tersinggung, apabila yang hendak kau nikahi adalah laki - laki shaleh atau wanita shaleha maka pantas kau perjuangkan. Bukan diperjuangkan dengan di pertahankan dalam pacaran, melainkan dijaga kehormatannya dari jauh demi Akad yang suci mengguncang 'Arsy.

Sahabat ingatlah, Allah tak pernah menjerumuskan hamba-NYA melainkan kita sendiri yang menjerumuskan diri sendiri. Dan apakah tidak takut dengan azab-Nya? sungguh azab-Nya sangat pedih. Bismillah, yuk berbenah. Hamasah. Maafkan aku Yaa Rabb apabila terdapat kesalahan dalam tulisan ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar