KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan banyak nikmat hidup dan nikmat iman serta kesempurnaan dibandingkan
dengan makhluk Allah yang lain. Sebagai manusia kita wajib untuk senantiasa
mensyukuri nikmatnya dan berusaha membalas semua kebaikan yang Allah berikan
kepada kita semua dengan cara menjalankan segala perintahnya dan menjauhi
segala larangannya.
Shalawat serta salam semoga senantiasa
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, seorang Rosul yang di dalam dirinya
terdapat suri tauladan yang baik bagi kita semua.
Dalam makalah yang berjudul “Tafsir ayat-ayat
tentang pendidik” Alhamdulillah telah bisa disusun dengan mengumpulkan berbagai
macam referensi. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu, penyusun mohon maaf. Besar harapan kami makalah
ini dapat berguna untuk semua orang khususnya mahasiswa STIT Madina Sragen.
Sragen, 7
Oktober 2014
Penyusun
|
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................... 2
Daftar Isi.............................................................................................................. 3
BAB I: Pendahuluan
1.
Latar Belakang Masalah......................................................................... 4
2.
Rumusan Masalah.................................................................................. 4
3.
Tujuan..................................................................................................... 5
BAB II: Pembahasan
1.
Definisi dan Tugas Seorang Guru.......................................................... 6
2.
Sifat – sifat yang dimiliki Guru.............................................................. 8
3.
Kompetensi Yang Harus Dimiliki Seorang Guru................................... 8
4.
Tafsir Ayat – ayat Tentang Guru........................................................... 9
BAB III: Kesimpulan.......................................................................................... 11
Daftar Pustaka.................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi
manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi
manusia menurut ukuran normatif. Melalui reformasi pendidikan, pendidikan harus
berwawasan masa depan yang memberikan jaminan bagi perwujudan hak-hak azasi
manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya secara optimal guna
kesejahteraan hidup di masa depan.
Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan.[1]
Dalam proses pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai
pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah bahan
pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas
membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap,
aktif, kreatif, dan mandiri.
Akan tetapi pada era modern ini muncul sikap-sikap guru yang mulai
melenceng. Beberapa pendidik kurang mengetahui akan tugas dan kewajiban mereka
sehingga sangat berpengaruh besar dalam perkembangan kualitas anak didik
mereka. Meskipun begitu tidak sedikit pula pendidik yang mengutamakan kualitas
anak didik nya. Seperti hal nya yang di jelaskan pada ayat-ayat suci Al-Qur’an
mengenai tafsir pendidik.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian dan tugas seorang guru dalam pendidikan?
2.
Bagaimana sifat – sifat
yang harus dimiliki oleh seorang pendidik?
3.
Apa Kompetensi
yang harus dimiliki seorang guru?
4.
Ayat-ayat apa saja
dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang pendidik?
C. Tujuan
Penulisan
Tujuan
Penulusan makalah yang berjudul “Tafsir ayat mengenai pendidik” adalah agar
pembaca dapat mengetahui pendidik dalam prespektif islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi dan tugas seorang guru
1.
Pengertian guru /
pendidik
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti seseorang yang
memiliki profesi mengajar[2],
sedangkan di dalam bahasa Arab guru bisa disebut dengan Al – Mudarris yang
dapat diartikan sebagai seseorang yang mengajar atau memberikan pengajaran atau
juga dapat disebut Ustadz yang berarti seseorang yang mengajar dalam
bidang Agama Islam.
Pada hakekatnya Allah SWT merupakan satu – satunya guru yang sebenarnya,
seperti yang telah disebutkan dalam Al –Qur’an Surat Al – ‘Alaq: 4 – 5 yaitu:
الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِ 4
عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَالَمْ يَعْلَمْ 5
Artinya: “Yang
Mengajarkan (manusia) dengan perantara kalam, Dia mengajarkan kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya”[3]
Dalam ayat – ayat tersebut sudah diterangkan bahwa Allah SWT merupakan
yang pertama mengajarkan manusia tentang segala sesuatu yang belum
diketahuinya.Sehingga dapat di katakan bahwa manusia hanyalah wakil Allah SWT
dalam menyampaikan ilmu – ilmu – Nya dibumi mengingat tugas manusia adalah
sebagai khalifah di muka bumi.
Sehingga dapat di tarik kesimpulan bahwa guru merupakan seseorang yang
diutus oleh Allah SWT untuk mendelegasikan tugas mengajarkan ilmu – ilmu
pengetahuan yang diberikan oleh Allah SWT.
2.
Tugas seorang
guru / pendidik
Seorang guru
memiliki peranan dan tugas yang sangat penting di dalam suatu proses
pendidikan, selain harus mengajar dan mendidik peserta didik guru juga harus
menunjukkan kewibawaannya kepada peserta didiknya karena guru tidak hanya
dijadikan contoh ketika berada didalam ruang, tetapi segala yang dilakukan guru
diluar itu merupakan gambaran dari kewibawaan dan ilmu yang di miliki seorang
guru. Sehingga, menjadi seorang guru harus memiliki kesadaran terhadap posisi
di dalam lingkup pendidikan maupun masyarakat karena pada umumnya guru selalu
dijadikan sorotan dalam lingkup manapun[4].
B.
Sifat – sifat seorang
pendidik
Seorang pendidik selain harus mampu menguasai jalannya
kegiatan belajar mengajar juga harus mengerti bagaimana sifat – sifat terhadap
peserta didik[5].
Berikut ini beberapa sifat seorang pendidik kepada peserta didik:
1.
Sifat lemah lembut dan
kasih sayang
Dalam menberikan pendidikan kepada para peserta
didik hendaknya pendidik mengimplementasikan sifat ini kepada peserta didiknya
karena ketika seorang pendidik menggunakan jalan kekerasan maka yang ada para
peserta didik akan merasa tertekan kemudian terjadilah perselisihan.
2.
Mengembalikan ilmu
kepada Allah SWT
Menjadi seorang pendidik bukan berarti ia harus
merasa paling mampu menguasai ilmu – ilmu yang ia ajarkan kepada peserta
didiknya. Maka menjadi seorang pendidik harus rendah hati
mengingat ia hanyalah perantara dan bukan pemilik ilmu yang tengah ia ajarkan.
3.
Memperhatikan keadaan
peserta didik
Seorang peserta didik harus mampu memahami bagaimana
kondisi peserta didik baik secara psikis maupun secara fisik. Seorang peserta
didik tidak di perkenankan memberikan pendidikan melebihi batas kemampuan
peserta didik.
4.
Berlaku dan berkata
jujur
Menjadi seorang
pendidik harusnya memiliki sifat jujur. Ketika seorang pendidik itu tidak boleh
mengada – ada ketika ia tidak mengetahui mengenai suatu hal hanya untuk menjaga
gengsi keilmuan sehingga hal itu akan menyesatkan peserta didik. Menjadi
seorang pendidik haruslah mau mengakui dan mengatakan ketika ia tidak
mengetahui tentang suatu hal.
5.
Pendidik harus adil
Seorang pendidik harus mampu bersikap adil kepada para peserta didiknya
dengan cara mampu memahami keadaan individu peserta didik sesuai dengan
bagaimana kemampuannya. Sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan
baik. Selain itu, seorang pendidik yang adil akan lebih disukai oleh peserta
didik.
6.
Pendidik harus berniat
ikhlas
Seorang pendidik seharusnya menyampaikan ilmu dengan hanya mengharapkan
keridhaan Allah SWT. Tidak menjadikan imbalan seperti gaji sebagai tujuan utama
dalam mengajar. Menanamkan pada diri masing – masing pendidik untuk mengerti
bahwa menjadi seorang pendidik bukanlah sekedar profesi tetapi merupakan suatu
tanggung jawab untuk menyebarkan ilmu – ilmu Allah SWT sehingga ilmu yang
disalurkan kepada.
C.
Kompetensi yang
harus di miliki seorang guru
Ada beberapa
kompetensi yang harus di miliki oleh seorang guru dalam
mendidik, yaitu sesuai dengan UU pasal 8 No. 14 th 2005 tentang pendidikan
nasional bahwa seorang pendidik / guru harus memiliki kompetensi sosial,
kepribadian, profesional dan pedagogik guna meningkatkan kualitas dan martabat
pendidikan nasional[6].
Dari ke empat kompetensi tersebut dapat di diskripsikan sebagai berikut:
1.
Sosial
Dalam kompetensi ini seorang guru diharapkan dapat menjadi pemicu
semangat peserta didik dengan memberikan pengajaran tentang berbahasa dan tetap
memegang norma – norma dalam bergaul baik di ligkungan sekolah maupun di luar
lingkungan sekolah.
2.
Kepribadian
Seorang guru harus memiliki kepribadian yang berwibawa dan mampu membawa
diri, karena guru merupakan sorotan dan panutan dari peserta didiknya.
3.
Profesional
Dalam
kompetensi ini seorang guru harus mampu menguasai situasi ketika mengajar dan
tidak, selain itu guru juga harus menguasai materi dan juga memiliki
intepretasi yang tinggi sehingga kegiatan belajar mangejar dapat berlangsung
dengan baik.
4.
Pedagogik
Guru harus
memberikan pemahaman kepada peserta didiknya dengan cara mengaktualisasikan
wawasan yang ia miliki kedalam pengajaran yang dialogis. Mampu memanfaatkan
teknologi, mengembangkan kurikulum dan juga mengevaluasi pembelajaran.
D. Tafsir ayat -
ayat tentang pendidik
Ada beberapa ayat – ayat yag menjelaskan mengenai pendidik, berikut
adalah ayat – ayat tentang pendidik / guru:
Surah Ar – Rahman merupakan surah ke 58 yang merupakan surah Madaniyah
karena surah ini turun setelah Nabi SAW hijrah, surah ini terdiri dari 78 ayat.
Oó¡Î0«!$#Ç`»uH÷q§9$#ÉOÏm§9$#
اَلرَّحْمَنُ 1 عَلَّمَ الْقُرْاَنَ 2 خَلَقَ الْاِنْسَان 3 عَلَّمَهُ الْبَيَانَ4
Artinya: : 1. (Allah) yang Maha pengasih, 2. yang telah mengajarkan
AlQur’an.
3. Dia menciptakan manusia. 4. mengajarnya pandai berbicara.
Arti
Perkata
خَلَقَ
|
ÇËÈt الْقُرْآنَ
|
عَلَّمَ
|
ÇÊÈ الرَّحْمَنُ
|
(yang telah menciptakan)
|
Al-Qur’an (kepada siapa saja yang dikehendaki)
|
Yang telah mengajarkan
|
Allah yang Maha Penyayang
|
|
ÇÍÈt الْبَيَانَ
|
عَلَّمَهُ
|
ÇÌÈt الْإِنْسَانَ
|
|
kemampuan menjelaskan (Al-Qur’an)
|
Dia mengajarkannya (Manusia itu)
|
Manusia
|
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Abusy Syaikh di dalam Kitab
al-‘Azhamah, yang bersumber dari ‘Atha’. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Hatim
yang bersumber dari Ibnu Syaudzab, dan diterangkan bahwa ayat ini (ar-Rahman:
46) turun berkenaan degan Abu Bakar ash-Shidiq. Bahwa suatu hari Abu Bakr
ash-Shidiq menerangkan hal kiamat, timbangan, syurga, dan neraka. Kemudian dia
menambahkan bahwa dirinya ingin menjadi rerumputan yang dimakan binatang, dan
tidak diciptakan Allah (sebagai manusia). Ayat ini (ar-Rahman: 46) turun
sebagai kabar gembira bagi orang yang takut menghadapi peradilan Allah, dan
karenanya mempersiapkan diri dengan melaksanakan segala perintah-Nya[8].
Dalam Ayat
dari surah Ar – Rahman tersebut Arti kata “Al – bayyan” tersebut adalah bicara
karena siyaq dalam pengajaran Al – Qur’an oleh Allah Ta’ala adalah
membacanya.Dan hal itu berjalan dengan pengucapan artikulasi, serta memudahkan
keluarnya huruf secara jelas melalui jalan – jalannya masing – masing dari
kerongkongan, lidah maupun kedua bibir sesuai dengan keragaman artikulasi dan
jenis hurufnya[9].
Seperti yang sudah di jelaskan dalam surah Ar – Rahman tersebut bahwa
Allah SWT telah memberikan isyarat agar manusia itu mau mengajarkan sesuatu kepada
sesamanya.Seperti yang ditunjukkan pada ayat ke 4 tersebut bahwa Allah
mengajarkan manusia itu pandai berbicara.Sehingga dapat dikatakan bahwa Allah
memberikan tanggung jawab kepada manusia untuk melakukan tugas khalifah yaitu
menjaga, dan menyebarkan ilmu Allah Ta’ala.
Surah An – Najm merupakan salsh satu surah makiyyah yang terdiri dari 62
ayat. Surah An – Najm berarti bintang.
ÉÇÉOÏm§9$#`»uH÷q§9$#«!$#Oó¡Î0
عَلَّمَهُ,شَدِيدُالقُوَى 5 دُومِرَّ ةٍفَآ سْتَوَى 6
Artinya: “Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.
Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) Menampakkan diri dengan rupa
yang asli.”
Arti Perkata.
ÇÏÈ فَاسْتَوَى
|
مِرَّةٍ
|
ذُو
|
الْقُوَىÇÎÈ
|
ß شَدِيدُ
|
عَلَّمَهُ
|
maka (Jibril)
menampakkan dalam rupa asli
|
keteguhan
|
Yang
mempunyai
|
Kuat (perkasa)
|
(Jibril) yang sangat
|
Mengajarkan kepadanya
|
Tafsir dari ayat tersebut yaitu sebagai berikut; Dalam ayat ini, selanjutnya Allah SWT menerangkan bahwa Nabi Nabi
Muhammad Saw (kawan mereka itu ) diajari oleh Jibril As. Jibril itu sangatlah
kuatnya, baik ilmunya maupun amalnya.
Dalam firman Allah SWT SWT dijelaskan :
إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ 19, ذِي قُوَّةٍ عِنْدَ ذِي الْعَرْشِ مَكِينٍ 20, مُطَاعٍ ثَمَّ أَمِينٍ 21
Sessungguhnya
Al-Qur’an itu benar-benar firman (Allah SWT yang dibawa oleh) utusan yang mulia
(jibril), yang mempunayi kekuatan , yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi
Allah SWT yang mempunyai arsy, yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi
dipercaya. At-Takwir 81:19-21
Kemudian Nabi Muhammad Saw mempelajarinya dan mengamalkannya . Ayat
ini merupakan jawaban dari perkataan mereka yang menatakan bahwa Nabi Muhammad
Saw itu hanyalah tukang dongeng yang mendongengkan dongengan –dongengan
(legenda-legenda) orang-orang tedahulu. Jelasalah bahwa Nabi Muhammad Saw itu
bukan diajari oleh seorang manusia, tetapi ia diajari oleh Jibril As yang
sangat kuat.
Allah SWT
menerangkan lagi dalam ayat ini, bahwa Jibril As itu mempunyai kecerdasan dan
kekuatan yang luar biasa. Seperti dalam riwayat bahwa ia telah pernah
membalikkan perkampungan Nabi Lut kemudian mereka diangkat ke langit lalu
dijatuhkan ke bumi. Dan apabila ia turun ke bumi hanya dibutuhkan waktu sekejap
mata. Lagi pula ia dapat berubah bentuk dengan berbagai rupa.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan yang
dapat diambil dari makalah ini, bahwa guru/pendidik merupakan seseorang yang
diutus oleh Allah SWT untuk mendelegasikan tugas mengajarkan ilmu – ilmu
pengetahuan yang diberikan oleh Allah SWT. Sehingga masing-masing guru/pendidik
memiliki kompetensi yang berbeda-beda yang disebabkan sangat kompleksnya ilmu
yang ada. Pendidik/Guru juga merupakan contoh konkret bagi tingkah laku, moral
dan pola pikir peserta didik. Segala hal yang berkaitan dengan pendidik/guru
telah diatur tidak hanya dalam undang-undang akan tetapi juga dalam Al-Qur’an.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz Erwati. 2003. Prinsip - prinsip Pendidikan Islam. (Solo: PT
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri)
Fakhrudin arif. Iramah Siti.Al-Qur’an Tafsir Per Kata Tajwid Kode Angka
Al-Hidayah.(Banten: PT.Kalim)
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).2008 (ebook)
Nasution S. 1999. Sosiologi
Pendidikan cetakan III.(Jakarta: Bumi Aksara)
Pemerhati Guru.2013.Kompetensi
Yang Harus Dimiliki Guru.(http://panduanguru.com/kompetensi-yang-harus-dimiliki-guru/). Diakses
Pada Tanggal 4 Oktober 2014
Shaleh dkk.2013.Asbabun Nuzul Surah Ar – Rahman.(https://alquranmulia.wordpress.com/2013/01/15/asbabun-nuzul-surah-ar-rahman/), Diakses pada tanggal 5 Oktober 2014
Syaiful Bahri Djamarah.
2002. Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta)
Umar, Bukhari. Hadis Tarbawi Pendidikan dalam Prespektif Hadis. Jakarta.
Amzah.2012
[3]Erwati Aziz, Prinsip
– prinsip Pendidikan Islam, Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,
2003, hlm 30
[4]S. Nasution, Sosiologi Pendidikan. Cetakan II, Jakarta: Bumi
Aksara, 1999, hlm. 91
[6]Pemerhati Guru, Kompetensi
Yang Harus Dimiliki Guru, 2013, (http://panduanguru.com/kompetensi-yang-harus-dimiliki-guru/), Diakses
Pada Tanggal 4 Oktober 2014
[7]Arif Fakhirudin,Siti Iramah,Al-Qur’an Tafsir Per Kata Tajwid Kode Angka
Al-Hidayah, Banten: PT.Kalim
[8]Shaleh dkk, Asbabun Nuzul Surah Ar – Rahman, 2013, (https://alquranmulia.wordpress.com/2013/01/15/asbabun-nuzul-surah-ar-rahman/), Diakses pada tanggal 5 Oktober 2014
[9]Tafsir Ibnu Katsir
[10]Fakhrudin
arif. Iramah Siti,Al-Qur’an
Tafsir Per Kata Tajwid Kode Angka Al-Hidayah, Banten: PT.Kalim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar