Rabu, 14 Mei 2014

Laa Tahzan Allah Maa Ana part 3

......
waktu telah menunjukkan pukul 15.00 WIB. terdengar suara adzan dari masjid dan seperti biasa aku tak mau pergi ke masjid, setelah semua teman di kamarku pergi ke masjid aku justru menuju kamar mandi untuk mencuci baju. sepi sekali.... karena tak ada satupun yang tinggal mungkin ada, yaitu teman - teman yang sedang berhalangan untuk datang kemasjid tapi apa urusanku. 

"kamu ngapain anita?" suara dari baluk punggungku mengagetkanku.
"ya ampun ustadzah Umi, nita kira siapa. sedang mencuci us" jawabku santai
"kamu gak sholat?" tanyanya lagi
"tidak us"
"halangan?"
"tidak juga us, hanya saja saya malas. jadi saya main air karena saya suka main air" jawabku
"kamu tau tentang apa yang dibicarakan para ustadzah santri putri sekarang?"
"tidak us" jawabku bingung "kenapa ustadzah?"
"kamu kan yang membuat semua santri putri jadi makan ikan asin dan sambal satu minggu ini?

seketika itu aku menelan ludah. jelas lah ustadzah umi tau pasti ustadzah Azma juga udah bilang ke semuaorang tentang ini. akh sial sekali aku....

"kami semua memberi kalian makan itu, agar kalian tidak lagi menghina makanan. kamu tau tidak nit? kita diberi rezeki oleh Allah bukan untuk dihina. tidak semua makhluk Allah itu berkesempatan untuk makan se-enak ikan asin sama sambal. banyak dan lebih banyak di luar sana yang cuma bisa makan makanan dari hasil memungut di sampah. Allah menyukai hamba-Nya yang mau bersyukur pada-Nya nit. bukan yang sombong dan tak tahu diri macam kamu" jelas ustadzah halus tapi dalem

 seketika aku terhenti mencuci pakaianku, aku terdiam tak berdaya. entahlah aku belum pernah merasa seperti ini sebelumnya. aku seolah ditampar dengan parang kemudian aku tak sadarkan diri dan setelah bangun aku baru mengerti bahwa sebenarnya aku tengah luka. seketika aku merasa sungkan pada ustadzah yang sebelumnya aku selalu bersikap biasa saja. kulihat ustadzah umi pun berlalu.

"waah ada ya santri putri yang gak mau sholat?" terdengar suara dari balik dinding pembatas
"pasti kamu lagi kan? orang yang waktu itu mencampakan aku. halaah ngeselin banget sih" sahutku
"ooh merasa tercampakkan yah? jadi kamu yang membuat para santri putri makan ikan asin sama sambel tiap hari?"
"Nguping ya wooooyyy?" jawabku marah
"cuma gak sengaja dengar, kamu harusnya minta maaf sama semua santri putri dan semua pengurus pesantren putri, apa kamu gak malu sama dirimu?"
aku terdiam lagi.........

"wooy masih disitu kah kau santri putri yang gak mau sholat?" teriaknya
"diem deh, aku bukan gak mau sholat tapi aku belum"
"belum apa? belum mau sholat? konyol kamu. kamu mau hidup tapi kamu gak mau berterimakasih sama yang memberikan kamu hidup? sombong sekali kamu. bak kacang lupa kulitnya" jelasnya

aku semakin terdiam seolah dalam jiwaku terdapat elemen yang siap meledak se jadi-jadinya. aku pun menangis ter isak-isak. aku tak sanggup begini. aku ingin pulang..... bagaimana ini ibuk? anakmu disini merana, apakah ibuk tahu?

"kenapa kamu nangis santri putri? menangis tidak akan menyelesaikan masalah, cobalah kamu memohon ampun sama Allah. bersujudlah..... setelah itu minta maaflah kamu sama semua pengurus pesantren putri biar kamu merasa lega. kamu gak sholat bukan karena lupa caranya kan?" tanyanya
"aku ingat" jawabku, selepas itu ku ambil air wudlu kemudian aku bergegas ke kamar untuk sholat. aku mencoba mengadu semua yang aku alami kepada-Nya, dan ini adalah kali pertama dimana aku mengadukan apa yang aku rasakan setelah sekian lama ku tinggalkan DIA. 

lega rasa hatiku, aku kemudian memikirkan untuk meminta maaf kepada pengurus santri putri. namun setelah kupikir lebih baik aku meminta maaf pada mbah nyai karena kan mbah nyai itu orang yang paling di segani di pesantren putri jadi  kalau aku minta maaf sama beliau pasti semua orang juga mau memaafkanku. ku beranikan kakiku melangkah menuju ruangan di dekat perpustakaan itu, hingga sesampainya aku di depan pintu ... tiba tiba pentu dibuka dari dalam.......

"ehh anita, ada apa nduk?" tanya mbah nyai
"engggg mb... mboten nopo nopo mbah nyai" ( baca gak apa apa mbah nyai ) jawabku gugup
"masuk  nduk, duduklah" ajak mbah nyai padaku
akupun duduk disamping mbah nyai, kemudian tanpa sadar ku teteskan air mata dan kujelaskan semua maksud kedatanganku menemui beliau, dari mulai aku minta maaf karena gak pernah ngaji, sholat, hingga tentang ikan asin kemarin ...

"sudah nduk, kenapa mbah ndak mau mngingatkan kamu, karena kamu sudah besar nduk semua ibadah kamu yang butuh bukan mbah, untuk masalah ikan asin minta maaflah dengan seluruh santri putri, Allah Maha Pengampun" jelas mbah nyai sabar

"tapi mbah saya takut...."
"sudahlah"

*BERSAMBUNG (LAGI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar