Dalam ruang ini, beberapa minggu ku lalui tak pernah sedikitpun tanpa isak tangis. sesekali ku goreskan luka-luka yang telah terbiasa datang ini menjadi semakin dalam. aku terbiasa sendiri dalam beberapa minggu ini. kehidupan di pesantren sama sekali tak membuatku merasa bahagia. aku lelah berada disini, tak memiliki teman, tak memiliki sesuatu untuk ku dapati bersamaku.
aku ingin kembali dalam kisah yang lalu, beberapa waktu ketika aku masih memiliki ruang untuk berbagi, dimana aku masih memiliki rasa dalam hati ini. kini semuanya hambar, tak ada lagi cinta, tak memiliki persahabatan. 3 minggu ku habiskan waktu di pesantren ini, terkurung di asrama putri bersama ustadzah Azma dan 40 santri putri yang lainnya. aku terkurung di satu kamar yang isinya ada enam orang bersamaku ada Isak, Humairoh, Fatimah, Maria, Dinda dan Isnu. entahlah aku tak begitu bersahabat denganmereka semua. baru kelas 1 SMA aku dan semua teman - teman ku. kita sekolah sambil mondok di pesantren yang disediakan oleh pihak sekolah juga. latarbelakang hidupku bukanlah orang yang mengenal agama bahkan aku masih senang pacaran-pacaran dan lainnya ketika SMP dulu.
aku hilang arah disini seolah semua dinding tembok menertawakanku. sangat berbeda dengan ke-enam temanku yang sudah mengenal agama sebelumnya. nah aku....?? sholat saja jarang bahkan cuma kalo inget doang. aku merasa malas, setiap pulang sekolah aku harus ngaji dan ngaji lagi. aku Anita anak pertama dari ayah dan ibuku. aku tinggal di solo awalnya tetapi sekarang tidak lagi. kini aku tinggal di kampung yang masih karisidinan solo yaitu sragen tepatnya di pondok pesantren Madrasah Aliyah Nahdhotul Ulama di gondang, sebuah kecamatan kecil di sragen.
entahlah aku tak menengerti kenapa ayah dan ibu malah mengirimku kesini padahal di solo ada banyak pesantren yang lebih hebat. aku malas sekali ada di pesantren ini. tiap hari musti pakai kerudung yang bikin aku jadi super panas, dan tiap hari denger orang ngaji. ditambah lagi dengan ke-enam teman se kamar yang gak pernah bersahabat denganku. entah mau mereka apa aku tak tahu. aku termasuk siswa yang berprestasi dulu di sekolah, tapi kelakuanku bisa mngubur prestasi itu dalam - dalam. aku malas sekali sumpah... sampai dari awal aku di pesantren ini aku cuma diam di kamar dan meratapi apa yang aku sandang saat ini.
"Assalamualaikum" suara dari depan pintu kamar terdengar.
langsung ku buka pintu itu sembari mengusap air mataku.
"ustadzah wonten nopo njih? (baca : ada apa ya)" tanyaku
"gak apa apa, kamu dipanggil mbah nyai anita"''
seketika hatiku gemetar tak karuan, karena setahuku Mbah Nyai gak mungkin manggil siswanya tanpa ada sesuatu yang penting.
dengan gugup ku jawab pernyataan ustadzah " kinten - kinten wonten nopo njih ustadzah ( baca : kira kira ada apa ya ustadzah?"
"aku ndak tau, kamu kesana sendiri aja"
oh iya ... karena di sisini adalah lingkungan orang - orang jawa semua jadi setiap santri wajib menggunakan bahasa halus untuk guru dan lainnya.
aku tak tahan karena takut, sejenak aku berhenti dan mencoba kembali karena aku takut ada apa apa yang membuat Mbah Nyai marah kepadaku. aku takut..... hingga akhirnya aku sampai di depan ruang Mbah Nyai yang ada di samping perpustakaan .. tangan ku gemetar ketika mau mengetuk pintu..... hingga akhirnya aku ucapkan salam
"Assalamu'alaikum"
sapaku gemetar..
dan Mbah Nyaipun menjawab dan mempersilahkan aku masuk... setelah itu........... *BERSAMBUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar