ketika aku masuk ke dalam ruangan Mbah Nyai ternyata di dalam ruang itu sudah ada Ustadzah Umi ( kesiswaan dari pondok ) dan Ustadzah Anti ( kesiswaan sekolah ). kakiku semakin gemetar.... aku takut ada apa apa.
"Anita, mongo duduk sini nak" sambut mbah Nyai
aku hanya bisa tersenyum dan menurut kepada mbah Nyai
"Nduk, kamu ada masalah apa?" tanya mbah Nyai, pertanyaan itu membuatku bingung apakah mungkin mbah nyai merasakan kalau aku gak betah disini, kalau aku gak mau di pesantren ini? ahh apa perduliku. ku ceritakan sajalah semua kepada mbah Nyai, kalau aku malas tinggal disini, di pesantren gak enak tiap hari ngaji, tidur malam cuma buat ngaji, gak keren banget gitu kalau aku ada disini. aku malas pokoknya.
"nduk, kok malah melamun?" tanya mbah nyai lagi
"engg..... gak apa apa mbah nyai, kulo mboten betah teng mriki mbah. mantuk sekolah ngaos, dalu ngaos, dinten-dinten entenne amung ngaos, kulo bosen mbah nyai" (baca : " engg gak apa apa mbah nyai, saya tidak betah berada disini. pulang sekolah ngaji, malam ngaji, tiap hari ngaji terus, saya bosan mbah nyai) jawabku agak gugup
"ohh begitu, yasudah kamu balik ke kamarmu saja" jawab mbah nyai
akupun pulang ke kamar dengan penuh tanya, maksutnya apa coba? aku pikir aku bakalan disidang karena bolos ngaji tiap pulang sekolah aku kira kau bakal dimarahin karena disana udah kumpul semua kesiswaan dari pondok maupun dari sekolah.. aku pikir begitu. tapi kira-kira apa ya yang dibicarakan mereka ketika aku kembali ke kamar? apakah mereka mencibirku? alaaahh apa perduliku? lebih baik aku tidur nyenyak di kamar saja.
sesampainya di kamar teman teman ku sudah ada disana.
"darimana aja kamu? dipanggil mbah nyai yah? udah jam 4 sore, kok kamu gak ikut sholat di masjid?" tanya fatimah
"tak perlu tau kamu, sholat atau tidak apa perdulimu?" jawabku sinis
"ohh yasudah. wong ra genah di gatekno malah koyo ngono" ( baca : ohh yasudah, orang gak jelas di perhatikan kok malah seperti itu) jawab fatimah kesal
mana aku perduli, aku malas di tanya-tanya begitu. kemudian aku pun mandi, kamar mandi santri putri ada di sebelah selatan tembok penghalang antara pondok pesantren putra dan pondok pesantren putri. kalau mau mandi di pondok ini musti nimba sendiri, karena gak dipasang pompa air disini. menyebalkan sekali. ku timba ember demi ember dengan sangat malas, sesekali ku cipratkan air air itu ke atas sampai akhirnya aku mendengar suara dari balik tembok pembatas.
"wooy hati hati dong, baju jemuranku basah lagi nih kena air" suara dari balik tembok
"maaf maaf gak sengaja " kataku keras
"dasar cewek aneh" sahutnya lagi
"woy sapa yang aneh? aku gak tau kalo dibalik tembok itu ada jemuran, mana pula aku bisa liat? lagian kan aku baru disini" sentakku
tak ada jawaban, akh sial aku di campakkan.
setelah air penuh.. akupun langsung mandi.
setelah selesai mandi aku kembali ke kamar, dan teman temanku sudah tidak ada lagi, mungkin mereka ke serambi masjid buat ngaji. serambi masjid adalah tempat untuk santri putri ngaji sedang santri putra ngaji di dalam masjid di masjid lah santri putra dan santri putri bisa bertemu walau sekilas. tapi aku gak pernah ke sana, malasnya.... mending juga tidur.
dipesantren ini banyak kegiatan, ada hadroh ( rebana) ada buat kaligrafi, ada qiroah dan banyak lagi... malas aku mengetahuinya. teman sekamarku humairoh itu katanya pandai qiroah, aku juga sering dengar dia latihan di kamar beberapa kali. memang bagus suaranya tapi apalah baca iqro saja aku malas apalagi Al-Qur'an?
di pesantren ini semua makanan di sediakan oleh pihak pesantren, dan lauknya ganti-ganti sih tapi ya begitu begitu saja.
***
Tiga bulan sudah aku disini dan aku masih saja malas, mbah nyai juga gak pernah mengingatkanku. jadi ya kerjaanku sepulang sekolah ya tidur dan mengerjakan PR.
treeeeenggg...... treeeeeeenggg........... (bel tanda tiba waktu makan malam tiba)
akupun ikut berkumpul di tempat makan, seperti biasa aku makan sendiri di pojokan ruang. dan lauknya cuma ikan asin sama sambel.
"alaahhh apa - apaan ini masak iya lauknya kayak gini doang malesin"keluhku
selepas makan aku kembali lagi ke kamar, ke esokan harinya ketika tiba waktu sarapan aku dan semua santri putri kumpul di tempat makan, dan tidak seperti biasanya ustadzah Azma menyampaikan sesuatu sebelum kita semua makan.
"lauk hari ini cuma ikan asin dan sambal lagi, karena kemarin saya dengar salah satu dari teman kalian sangat menyukai lauk ini" kata ustadzah
ya ampun, ustadzah dengar apa yang aku katakan kemarin. akupun tertunduk malu dan hanya berharap bahwa teman teman yang lain tidak tahu bahwa semua ini karena aku. setelah makan aku berangkat ke sekolah yang masih ada di lingkungan pesantren putri.
ketika sampai kelas teman sebangku ku Sinta berkata padaku
"siapa ya yang membuat ustadzah kesal karena makanan tadi nit? kurang ajar sekali orang yang mungkin menyinggung ustadzah"
"entahlah, apapeduliku?" jawabku sinis.....
***
seminggu sudah lauknya ikan asin dan sambal. akupun malas gak karuan. aku gak habis pikir, bukannya orang orang pesantren itu sabar ya? cuma gitu aja tersinggung. aku semakin malas ....... dan malas sekali............ *BERSAMBUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar