Kamis, 18 September 2014

Ironi Kepunahan Jilbab



R I K A   M E R I A N A

Bismillahirrohmaanirrohiim
Semoga dengan adanya artikel ini mampu membuka hati yang masih terkunci, mampu memberikan gambaran kepada hidup yang lebih terarah, dan mampu mengetuk jiwa yang telah lama tertidur dalam buaian hangat dunia yang pada dasarnya adalah mematikan. Kepada seluruh saudara seimanku yang mengharapkan syafa’at Rasulullah SAW dan yang senantiasa mengharapkan Ridho Allah SWT. Dengan mengharapkan perlindungan Allah SWT semoga tangan dan lidah ini terarah kepada jalan-Mu yang lurus.

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya] ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(Q. S. Al – Ahzab : 59)

Memakai jilbab[1] bagi seorang wanita muslim adalah wajib hukumnya ketika ia telah baliq, jilbab bukanlah hanya sekedar penutup aurat semata tetapi memakai jilbab juga memiliki aturan dan syarat – syarat tertentu. Memakai jilbab bukanlah sesuatu yang awam bagi masyarakat saat ini, berbagai fashion dan mode dalam berpakaian kini telah banyak mengalami perkembangan dengan mengatasnamakan “Hijab” yang sebenarnya hijab itu memiliki arti sebagai “Penghalang” jadi apapun apapun yang menjadi penghalang bagi pengelihatan itu telah mampu di sebut hijab. Tidak baik memang kita sebagai seorang muslim itu menghakimi muslim yang lainnya, namun timbal balik itu tetaplah sangat diperlukan untuk memberikan pengertian yang lebih baik dari yang sebelumnya.
Jilbab, begitu banyak wanita muslim yang merasa berat untuk mengawali “Hijrah” yang begitu indah ini. Sebagian besar dari mereka memutuskan untuk memakai jilbab ketika hatinya dirasa telah pantas untuk berhijab dan tidak sedikit yang menuturkan bahwa “Berjilbab itu dari hati dulu, jika hati sudah berhijab maka barulah fisik yang berjilbab”. Perspektif kolot itu kembali menyesatkat pemikiran para wanita muslim yang ada untuk tidak segera mengenakan jilbab mereka. Ditambah lagi dengan maraknya mode hijab yang Booming di kalangan masyarakat saat ini yang semakin membuat wanita muslim menjadi semakin terjerat kedalam perspektif yang salah. Ironi memang, apabila kita sebagai muslim yang lainnya hanya mampu menanggapi “di balik layar” dan menggerutu tidak jelas. Fenomena hijab yang marak saat ini telah banyak menjadikan hijab sebagai kebutuhan fashion dan bukanlah suatu kewajiban, dengan memberikan “Iming - iming” penampilan menarik bagi wanita muslim, fashion hijab telah berhasil membelokkan pemikiran wanita muslim. Dengan menciptakan mode hijab sebenarnya itu membuat wanita muslim menjadi terancam kehormatannya, seperti terjadinya fenomena Jilboobs[2] yang secara bahasa saja telah menunjukkan pelecehan terhadap wanita muslim sehingga timbul perspektif baru yang menyebutkan bahwa “lebih baik tidak berhijab tapi berkelakuan baik, dan berpakaian biasa namun sopan dan loggar daripada menjadi pelaku jilboobs”.
“Ada dua golongan penghuni neraka yang belum aku lihat, satu kaum yang selalu bersama cambuk bagaikan ekor-ekor sapi, dengannya mereka memukul manusia dan wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang. Mereka berjalan dengan melenggak-lenggok, kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga & tidak mencium baunya, padahal bau surga bisa tercium dari jarak demikian & demikian”.
[HR. Muslim Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

Ketahuilah saudariku, azab Tuhan mu itu sangatlah pedih memulai dari hal kecil yaitu menutup aurat itu merupakan bentuk kecintaan kita kepada Allah Tuhan Seluruh Alam. Berjilbab itu di tujukan kepada kaum wanita agar mereka mampu menundukkan pandangan laki – laki terhadap wanita, tetapi ketahuilah saudari seimanku ketika wanita berhijab namun berpakaian sangat ketat itu akan lebih membuat laki – laki menjadi semakin berhasrat kepada wanita dibandingkan ketika laki – laki itu melihat wanita yang benar – benar berpakaian terbuka.
Ironi kepunahan jilbab ini menjadi semakin parah setiap waktunya sehingga tidak jarang mereka yang berjilbab sesuai syar’i kini menjadi terdistorsi oleh fenomena fashion hijab saat ini. Mengikuti fashion memang pada dasarnya sudah menjadi sifat alamiah untuk wanita tetapi adakalanya wanita itu mampu menyaring mana yang dapat di ikuti secara keseluruhan dan mana yang bukan. Selain itu ketika seorang wanita muslim memutuskan untuk mengikuti fashion maka hendaknya ia memperhatikan dengan berdasarkan syariat seperti tidak berpakaian yang tipis,
Abu Burdah r.a. berkata: A'isyah r.a. telah menunjukkan kepada kami baju dan kain yang agak tebal, lalu berkata: Nabi saw. telah meninggal dunia dengan kedua pakaian mi. (Bukhari, Muslim)

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Alqamah bin Abu Alqamah dari Ibunya ia berkata; "Hafsah binti Abdurrahman menemui Aisyah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan mengenakan kerudung yang tipis, 'Aisyah kemudian menyobek dan memakaikan untuknya kerudung yang lebih tebal."
(Hadits ini di ambil dari kitab Al- Muwatha)

Dan pakaian lain yang dapat menunjukkan atau memperlihatkan aurat wanita. Tidak ada makhluk yang sempurna, jika saudariku ingin berhijab tetapi masih menunggu hati maka besar kemungkinan itu tak akan terjadi, karena hati manusia memanglah tempat salah dan khilaf. Dengan berjilbab maka hati yang akan menyesuaikan. Bukan jilbab yang menyesuaikan hati. Jangan biarkan ironi ini berlanjut, kibarkan bendera iman dan tutup aurat kita seperti seharusnya sebagai wujud cinta kepada Tuhan.
Semoga sedikit dari tulisan ini mampu memberikan manfaat bagi kita semua, dan penulis terutama. Maafkan saya apabila terdapat kata yang tidak nyaman di baca. Terimakasih Barakallah J


[1] Jilbab adalah busana muslimah yang mempunyai bentuk longgar sehinggaketika digunakan mampu menutupi aurat dari bagian atas hingga bawah tubuh wanita.
[2] Jilboobs adalah memakai hijab dengan berpakaian sangat ketat dan menampakkan lekuk tubuh wanita terutama bagian dada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar