![]() | |
Gambar diambil dari: http://i.huffpost.com/gen/1319291/images/o-BENEFITS-OF-QUIET-facebook.jpg |
Diam itu emas
Diam itu menghanyutkan
itulah ungkapan yang biasa dikatakan kepada seseorang, bahkan Ali bin Abu Thalib mengatakan: "Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun. karna yang menyukaimu tak membutuhkan itu, dan yang membencimu tidak percaya itu".
Nah, sudah jelas bukan bahwa diam adalah lebih baik daripada itu nantinya akan membuatmu berada dalam kesukaran. Begitu banyak hal yang mampu membuat kita terjerumus dalam hal yang tidak baik hanya karena lisan, begitu bahaya dan tajam memang lisan kita ini. Bahkan, begitu banyak yang mengatakan bahwa "sakit karena ucapan, siapa yang mampu mengobati?"
Seperti yang kita ketahui bahwa lidah hanya memiliki tulang lunak untuk bergerak, entahlah itu tulang atau bukan yang pasti lidah memiliki akses luas jika tidak kita jaga dengan baik. Memang, tidak selalu diam itu baik. Terutama seperti ketika sedang berdiskusi di dalam kampus, maka diam akan membuatmu menjadi semakin tertinggal dari yang lain atau seperti ketika kita memiliki maksud yang baik terhadap orang maka orang itu tidak akan mampu mengerti apabila kita hanya diam tiada berkata, terlebih orang yang kita inginkan itu bukanlah orang yang mampu membaca "kode" yang kamu berikan maka berbicara adalah yang terbaik.
Namun, seperti yang diulas diawal bahwa diam itu perlu, karena orang orang diluar sana tiada ingin mendengarkan kata katamu yang sama sekali tiada berguna itu. Bahkan di kampus saya terpampang slogan yang sangat besar yang bertuliskan, "Lebih baik diam daripada bicara yang menyakitkan, berbicaralah kalau bicaramu mengandung do'a". Jadi, jika bicaramu hanya sia - siaatau bahkan mampu menyakiti yang lain maka diamlah saja. Bicara bukan hanya sekedar penyampai kata melainkan penunjuk hati dan perasaan seseorang. Bagaimana tidak, bukankah berbicara itu mampu mencerminkan apa yang sedang dirasakan seseorang.
Bicaralah jika itu perlu dibicarakan, bicaralah dengan kata yang santun bukan bak meriam berapi yang senantiasa membakar tiap apa yang ia lalui, bicaralah jika itu membangkitkan. dan BUNGKAM mulutmu apabila itu mampu mematahkan semangat lawan bicaramu.
Bicaralah jika itu perlu dibicarakan, bicaralah dengan kata yang santun bukan bak meriam berapi yang senantiasa membakar tiap apa yang ia lalui, bicaralah jika itu membangkitkan. dan BUNGKAM mulutmu apabila itu mampu mematahkan semangat lawan bicaramu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar